Prinsip kerja sebuah sistem komputer adalah adanya masukan–proses–keluaran. Ketika seseorang bekerja dengan sebuah komputer, seseorang tersebut akan melakukan suatu
interaksi atau berdialog dengan komputer menggunakan cara-cara tertentu seperti menginputkan teks melalui keyboard,
memilih menu dengan menggunakan mouse, dan sebagainya. Agar terjadi proses dialog yang baik, maka manusia harus memahami watak atau karakter lawan dialognya untuk
menciptakan suatu bentuk interaksi dan komunikasi antar kedua belah pihak, yang dalam hal ini adalah manusiadengan komputer.
Dalam konteks HCI, perancang terutama harus memahami psikologi manusia, yang merupakan faktor
penentu keberhasilan interaksi. Komputer harus didesain dengan baik, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pengguna. Pengguna tidak perlu banyak berpikir mengenai cara menggunakan komputer dan proses yang terjadi di dalam komputer seperti bagaimana cara komputer mengubah suatu
karakter huruf ke dalam bahasa mesin yang dimengerti oleh komputer
HCI sangat berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu di antaranya, yaitu teknik elektronika dan komputer, psikologi, perancangan grafis dan topografi, ergonomis, antropologi,
linguistik, dan sosiologi. Prinsip kunci yang harus diperhatikan
dalam mendesain HCI yang baik, yaitu visibility atau kontrol yang dapat terlihat dengan mapping
yang baik dan affordance atau desain yang menunjukkan fungsionalitas dengan jelas.
HCI bertujuan untuk membuat atau mengembangkan keamanan, utilitas, efektifitas, efisiensi, dan kegunaan suatu sistem yang melibatkan manusia dan komputer
Untuk membuat sistem komputer yang usability nya baik diperlukan pemahaman atas faktor-faktor yang menentukan bagaimana manusia mengoperasikan dan menggunakan
komputer secara efektif, dengan memperhatikan faktor-faktor seperti psikologi, ergonomis, sosial, dan organisasi. Komputer dengan segala kecanggihannya juga dapat membawa pengaruh yang merusak, yang disebabkan oleh perilaku individu maupun organisasi yang tidak menerima
tanggung jawab etika atas tindakannya. Setiap pengguna
komputer seharusnya mempunyai dan memperhatikan faktor
sosial dan tanggung jawab sosial dari penggunaan komputer
itu sendiri.
Ergonomis merupakan studi tentang karakteristik fisik
dan interaksi, seperti bagaimana membuat control, lingkungan
fisik tempat berlangsungnya interaksi, layout, dan kualitas
fisik dari layar dan sebagainya. Fokus utamanya adalah
kinerja pengguna dan bagaimana antar muka meningkatkan
atau menurunkan kinerja tersebut. Untuk mengevaluasi aspek
interaksi, ergonomis berkaitan dengan aspek psikologis manusia dan batasan sistem.
Ergonomis kadang disebut juga sebagai rekayasa faktor manusia atau human factors engineering
. Tujuan dari ergonomis adalah untuk mendesain lingkungan kerja yang sehat, nyaman, dan menyenangkan bagi orang-orang yang bekerja di dalamnya sehingga dapat meningkatkan moral serta produktivitas penggunanya.
Ergonomis menekankan pada berbagai hal seperti kesehatan desain tempat kerja,
terminal kerja, komputer dan mesin lainnya, bahkan pada paket software
. Tiga desain ergonomis mempertimbangkan hal-hal berikut,
(1) alat-alat yaitu komputer,hardware, dan software, hal ini berupa biomekanis fisik;
(2) tugas, yang meliputi desain software, pelatihan perubahan, kepuasan kerja,
sistem pendukung, jeda istirahat, dan sistem manajemen;
(3)terminal kerja dan lingkungan, yang meliputi biomekanis, antropometri, pencahayaan, eksterior tempat kerja, perabotan tempat kerja, cuaca dan iklim di lingkungan kerja.